Skip to main content

Blog entry by el pebri

Peran Influencer dalam Strategi Pemasaran Digital

Di era digital yang sangat kompetitif, pendekatan pemasaran tradisional telah berevolusi menjadi strategi yang lebih dinamis dan link  berbasis komunitas. Salah satu bentuk strategi pemasaran modern yang tengah menjadi tren adalah influencer marketing—yakni menggandeng figur publik atau pemilik akun media sosial dengan jumlah pengikut tinggi untuk mempromosikan produk atau layanan secara autentik dan persuasif.

Fenomena ini tidak hanya berlaku bagi perusahaan besar, tetapi juga UKM, startup, hingga institusi pendidikan. Telkom University, sebagai salah satu perguruan tinggi berbasis teknologi terkemuka di Indonesia, memanfaatkan dan mengajarkan pentingnya pemanfaatan influencer dalam membangun citra merek di dunia digital link.


Apa Itu Influencer Marketing?

Influencer marketing adalah bentuk pemasaran digital yang melibatkan individu dengan pengaruh kuat di media sosial untuk merekomendasikan atau mempromosikan produk kepada audiens mereka. Influencer bisa berasal dari berbagai latar belakang seperti selebriti, content creator, gamer, edukator, hingga mahasiswa aktif link.

Keunggulan influencer dibanding iklan tradisional adalah pendekatannya yang lebih personal, organik, dan berbasis kepercayaan. Rekomendasi dari seseorang yang dianggap “real” cenderung lebih dipercaya oleh pengikutnya dibanding iklan yang langsung datang dari brand.


Jenis-Jenis Influencer Berdasarkan Jangkauan

  1. Mega Influencer (>1 juta pengikut): Biasanya selebritas atau tokoh terkenal, efektif untuk meningkatkan awareness dalam skala besar.

  2. Macro Influencer (100 ribu–1 juta): Cocok untuk kampanye nasional, menjangkau komunitas luas.

  3. Micro Influencer (10 ribu–100 ribu): Punya engagement tinggi dan hubungan lebih erat dengan followers, sering digunakan untuk kampanye edukatif.

  4. Nano Influencer (<10 ribu): Meskipun skalanya kecil, memiliki pengaruh kuat dalam komunitas niche, cocok untuk produk spesifik atau lokal.

Telkom University, misalnya, mendorong mahasiswanya untuk menjadi student influencer dalam menyebarluaskan kegiatan kampus, webinar, hingga promosi program studi.


Mengapa Influencer Efektif dalam Digital Marketing?

1. Membangun Kepercayaan dan Kredibilitas

Audiens cenderung mempercayai rekomendasi dari influencer yang mereka ikuti, karena mereka dianggap sebagai “teman online” daripada representasi dari brand. Pengaruh emosional ini mempercepat proses pengambilan keputusan konsumen.

2. Menjangkau Pasar Spesifik (Niche Market)

Influencer seringkali memiliki komunitas dengan minat tertentu, misalnya beauty, teknologi, parenting, atau pendidikan. Brand bisa memanfaatkan ini untuk menjangkau target pasar secara lebih akurat.

3. Meningkatkan Engagement

Konten yang dibuat oleh influencer biasanya bersifat interaktif—mengundang komentar, likes, dan diskusi. Hal ini meningkatkan engagement rate brand secara signifikan.

4. Efisiensi Biaya

Dibandingkan iklan berbayar di media massa, kampanye influencer seringkali lebih hemat biaya dengan ROI yang tinggi, terutama jika bekerja sama dengan micro atau nano influencer.


Strategi Memilih Influencer yang Tepat

Agar kampanye berhasil, pemilihan influencer harus mempertimbangkan beberapa aspek berikut:

  • Relevansi: Apakah influencer tersebut sejalan dengan brand value?

  • Engagement Rate: Lebih penting daripada jumlah pengikut.

  • Autentisitas: Apakah influencer benar-benar menggunakan produk tersebut?

  • Demografi Audiens: Sesuaikah dengan target pasar?

Misalnya, untuk mempromosikan program studi digital marketing, Telkom University dapat memilih alumni yang aktif di LinkedIn atau Instagram dengan konten edukatif.


Studi Kasus Sukses Influencer Marketing

1. Telkom University Student Influencer Program

Telkom University mendorong mahasiswa aktif di media sosial untuk menjadi brand ambassador digital kampus. Mereka membagikan konten seputar kehidupan perkuliahan, tips belajar, hingga kegiatan komunitas dengan gaya yang natural dan relatable. Program ini berhasil meningkatkan jumlah pendaftar dan interaksi di kanal media sosial resmi kampus.

2. Brand Lokal Fashion dan Beauty

Banyak UMKM fashion lokal yang sukses meningkatkan penjualan setelah menggandeng micro influencer Instagram atau TikTok untuk mempromosikan koleksi terbaru. Dengan konten yang dibuat secara kreatif dan tidak terkesan iklan, produk lebih mudah diterima oleh audiens.


Tantangan dalam Influencer Marketing

Walaupun efektif, strategi ini tidak lepas dari tantangan, antara lain:

  • Fake Followers: Beberapa influencer membeli followers untuk tampak populer.

  • Kurangnya Kontrol atas Konten: Influencer bebas mengekspresikan gaya mereka, dan bisa jadi tidak sejalan dengan identitas brand.

  • Risiko Reputasi: Jika influencer terlibat kontroversi, brand ikut terdampak.

  • Kesulitan Mengukur ROI: Tidak semua hasil kampanye dapat langsung diukur, terutama dalam bentuk konversi penjualan.

Untuk itu, bisnis harus menyusun kontrak kerja sama yang jelas dan melibatkan tools analitik untuk mengevaluasi kinerja kampanye.


Tren Masa Depan Influencer Marketing

  • Live Streaming dan Real-Time Engagement: Digunakan untuk peluncuran produk atau Q&A interaktif.

  • AI Influencer / Virtual Influencer: Seperti Lil Miquela, tokoh fiksi yang menjadi wajah kampanye beberapa brand ternama.

  • Partnership Jangka Panjang: Alih-alih sekadar endorsement sekali pakai, kolaborasi jangka panjang dinilai lebih efektif membangun kredibilitas.


Peran Telkom University dalam Influencer dan Pemasaran Digital

Sebagai institusi yang adaptif terhadap teknologi dan industri digital, Telkom University memiliki peran penting dalam membekali mahasiswa dengan pemahaman dan keterampilan dalam influencer marketing melalui:

  1. Program Studi Digital Public Relations dan Digital Marketing

  2. Laboratorium Konten Kreatif dan Social Media Analysis

  3. Komunitas Student Ambassador dan Content Creator Kampus

Dengan pendekatan interdisipliner antara teknologi, komunikasi, dan bisnis, Telkom University mendorong ekosistem pemasaran digital yang inovatif, etis, dan berdampak.


Kesimpulan

Influencer marketing bukan sekadar tren sesaat, melainkan bagian dari strategi digital jangka panjang yang mengandalkan kepercayaan, kreativitas, dan komunitas. Peran influencer dalam pemasaran digital telah terbukti meningkatkan brand awareness, engagement, dan konversi. Namun, keberhasilannya bergantung pada pemilihan influencer yang tepat dan pendekatan kolaboratif yang saling menguntungkan.

Sebagai pelopor pendidikan teknologi di Indonesia, Telkom University telah berkontribusi besar dalam membentuk generasi marketer yang tidak hanya paham teori, tetapi juga mampu menerapkan strategi pemasaran digital secara praktis dan inovatif di era 4.0.


Referensi (APA Style)

  • Brown, D., & Fiorella, S. (2013). Influencer Marketing: Who Really Influences Your Customers? Que Publishing.

  • Chaffey, D., & Ellis-Chadwick, F. (2019). Digital Marketing (7th ed.). Pearson Education.

  • Telkom University. (2024). Program Studi Digital Marketing dan Influencer Ecosystem. Retrieved from https://www.telkomuniversity.ac.id

  • De Veirman, M., Cauberghe, V., & Hudders, L. (2017). Marketing through Instagram Influencers: The Impact of Number of Followers and Product Divergence on Brand Attitude. International Journal of Advertising, 36(5), 798–828. https://doi.org/10.1080/02650487.2017.1348035

  • Statista. (2024). Influencer Marketing Market Size Worldwide. Retrieved from https://www.statista.com


  • Share